Sunday, April 10, 2011

Manisnya iman, pedihnya kufur
“Ada tiga perkara yang apabila ketiganya terdapat pada diri seseorang, ia tentu mendapatkan
manisnya iman; Allah dan rosul-Nya lebih dia cintai dari selain keduanya, mencintai seseorang
semata-mata karena Allah, dan benci kembali kepada kekufuran setelah Allah selamatkan dia
sebagaimana ia tidak suka dilempar ke dalam api "
(HR. Muslim) 1)
Manisnya Iman
Hadits ini merupakan kaidah agung dalam Islam. Manisnya iman yakni perasaan nikmatnya hidup,
indahnya hidup yang timbul karena sebab keyakinannya dan ketaatannya kepada Allah ta’ala. Dan
dia rela menanggung derita ujian dan cobaan sesaat karena sebab keimanannya, karena iman pasti
diuji. dan ia tetap ridho Allah sebagai Robb, Muhammad sebagai rosul, Al-Qur’an sebagai
petunjuk, dengan apapun yang dihadapinya. Karena dengan imannya, semua berujung pada hasil
kebahagiaan yang hakiki. 2
Yang akan mampu merasakan hal tersebut hanyalah mereka yang mengutamakan keimanannya
daripada apapun. Ia utamakan cintanya kepada Allah dan rosul-Nya daripada cintanya kepada
benda-benda. Ia lebih mengutamakan seruan Allah dan Rosul-Nya dengan menunaikan perintah-
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya dari pada ajakan hawa nafsu.

Al-Qodhi ‘iyadh berkata; yang mampu merasakan manisnya iman hanyalah mereka yang cinta dan taat secara tulus kepada Allah dan rosul-Nya. Dan hanya inilah yang menjadikan jiwanya tentram, dadanya lapang, kesulitan-kesulitannya menjadi mudah. Hanya orang yang seperti ini saja bisa merasakan lezatnya iman. 3) Sementara yang lain tidak.

Lebih mencintai Allah dan Rosul-Nya
Lalu apa tanda seseorang itu dicintai Allah?. Sebab setiap sesuatu itu memiliki sifat dan tanda.
Sebagaimana yang dinyatakan oleh Ibnu Mas’ud; setiap sesuatu itu memiliki ciri-ciri dan tanda-
tanda. Dalam hal ini syeikh al-Hakami ditanya; apa tanda seorang hamba itu dicintai Allah ? Ia
berkata; yaitu ia mencintai setiap apa yang Allah dan rosulullah cintai, ia juga membenci apa saja
yang Allah dan rosulullah benci. 4) Cinta dan bencinya telah tunduk dibawah wahyu, jauh dari cinta
karena hawa nafsu.
Al-Qodhi ‘iyadh berkata; tanda seseorang mencintai Allah yaitu hatinya mampu untuk selalu
menerima seruan-seruan Allah, jiwanya dipenuhi ketaatan kepada-Nya. Ia mencintai sesuaatu yang
Allah cintai serta membenci apa yang Allah benci.
Sebagaimana firman Allah;
“Dan dari manusia itu ada yang menjadikan selain Allah sebagai sekutu-sekutu yang mereka

1 comment:

  1. tampilannya kurang menarik.....diperbaiki lagi

    ReplyDelete